TAOTAUAJER - Pembongkaran bagaimanakah cara manusia purba memindahkan batu seberat 4 tan dalam pembinaan monumen Stonehenge. Pernah tak korang terfikir bagaimanakah sewaktu zaman dulu kala manusia memindahkan sesuatu objek yang berat? Okay ikuti penjelasan tao dapat di bawah ini bagaimana Cara Manusia Purba Memindahkan Batu Seberat 4 tan
Stonehenge merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia purba pada Bronze Age dan Neolitik yang terletak berdekatan dengan Amesbury sekitar 13 kilometer (8 batu) barat laut Salisbury Plain, Wilshire.
Stonehenge terdiri daripada tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya, yaitu 10 meter dengan masing-masing batu mempunyai berat 26 ton), semua batu tegak tersebut disusun dengan bentuk tegak melingkar yang dikenal sebagai megalithikum.
Stonehenge yang dibangun pada zaman Neolitik, masih menjadi misteri di barat. Sehingga kini, belum diketahui secara pasti bagaimana orang zaman dulu dapat mendirikan jajaran batu raksasa tersebut.
Misteri Stonehenge yang belum terpecahkan inilah yang cuba dipecahkan oleh seorang jurutera yang juga bekas presenter BBC, terutama bagaimana batu-batu raksasa itu dipindahkan dari jarak yang cukup jauh.
Lavin Garry percaya bahwa nenek moyang orang Inggris membangun Stonehenge memakai anyaman keranjang rotan yang digunakan untuk menggelindingkan batu-batu raksasa itu dari Wales,France ke lokasi tersebut.
Setiap batu diperkirakan memiliki berat hingga 4 tan. Batu-batu ini berasal dari Pegunungan Preseli di Wales atau sekitar 200 mil dari lokasi Stonehenge sekarang.
"Saya selalu berpikir bahwa menyeret batu-batu besar itu secara fizik tidak mungkin kerana akan ada geseran di permukaan. Kuncinya adalah teknologi telah mereka terapkan pada saat itu," kata Lavin.
Lavin percaya bahawa pada masa itu para pekerja menggunakan keranjang silinder untuk menyeret batu-batu besar tersebut dari tempat awalnya. keranjang ini dibuat dengan menganyam beberapa struktur pancang kayu ringan yang dapat dengan mudah dipindahkan oleh 4 atau 5 orang.
Lavin telah menguji teorinya itu di lokasi Stonehenge sekarang dan berjaya memindahkan batu seberat satu ton menggunakan anyaman kayu seperti yang ada dalam teorinya.
Saat ini Lavin tengah mempersiapkan sebuah keranjang besar agar mampu memindahkan batu seberat lima ton. Untuk merealisasikan teorinya ini, Lavin meminta bantuan seorang jurutera, seorang arkeolog kayu kuno, dan penganyam kayu profesional.
Kerana waktu tersebut telah memasuki musim dingin, maka projek besarnya ini diperkirakan baru akan siap awal musim panas tahun depan.
Dalam teorinya, Lavin percaya bahwa batu-batu di Stonehenge dapat digerakkan oleh dua kumpulan berjumlah sepuluh orang. Satu kumpulan beristirahat sementara yang lain bekerja ini yang mendorong akan kejayaan pembinaan Stonehenge tersebut.
Batu Stonehenge Dioindahkan menggunakan anyaman kayu –
Teori Lain
George Oates, yang baru-baru ini merancang Velodrome Olimpik serta Jambatan Milenium, mengatakan bahwa sangat mungkin teori Lavin tersebut boleh terlaksana.
"Saya merasa bahwa sangat mungkin sebuah anyaman kayu tersebut dapat membantu menggerakkan batu-batu seberat empat tan dari pegunungan Welsh ke Stonehenge."
Selain teori Lavin, University of Exeter juga mengungkapkan teori lain tentang Stonehenge. Menurut mereka, batu-batu itu mungkin telah menggunakan bantalan bola-bola yang ditempatkan di trek kayu berlekuk, sehingga akan mudah membawa batu-batu besar tersebut ke satu lokasi lain.
SUMBER : socyberty.com
TAOTAUAJER : Mesti korang tak terfikir cara camnih kan... Sungguh bijak orang zaman dahulu sedangkan mereka tidak mempunyai jentera-jentera besar untuk memindahkan objek-objek yang besar dari satu tempat ke tempat yang lain dengan jarak yang jauh - Koleksi Dokumentari